Minggu, 31 Oktober 2010

Proses Dasar Dalam Kelompok : PERFORMING

Norman Triplett (1897) : kehadiran orang lain mempengaruhi performa seseorang → social facilitation & social loafing

Coaction Paradigm → melakukan tugas di satu tempat, namun tidak saling berinteraksi.
contoh : mengerjakan UTS

Audience Paradigm (passive spectacors) → kehadiran orang lain menghambat performa.
contoh : belajar di tempat ribut

menurut Robert Zajonc, ada 2 respon :

1. respon dominan : fasilitasi sosial meningkatkan performa → sesuai
2. respon nondominan : fasilitasi sosial menurunkan performa → tidak sesuai

Penyebab fasilitasi sosial
☺ dorongan
☺ kekhawatiran terhadap evaluasi
☺ distraksi

Performa Kelompok yang Berinteraksi

Tipologi Tugas (Steiner)

1. Divisible : satu tugas untuk beberapa orang
2. Unitary : kebalikan divisible → satu orang satu tugas
3. Maximizing : lebih mengutamakan kuantitas
4. Optimizing : lebih mengutamakan kualitas
5. Additive : ada penambahan input individual
6. Compensatory : rata-rata penilaian individu
7. Disjunctive : kelompok harus punya satu jawaban spesifik terhadap satu masalah
8. Conjunctive : tiap member melakukan tugas spesifik
9. Discretionary : member bebas memilih metode yang digunakan

teori ini dibuat berdasarkan kombinasi antara jenis tugas yang dibagi, jenis hasil yang diinginkan, dan prosedur individu dalam memberi masukan

Meningkatkan Performa

wajib ada : komunikasi, perencanaan, dan prosedur khusus

Prosedur khusus :

Brainstorming

4 syarat utama :
☼ expressiveness
☼ non-evaluative
☼ quantity
☼ building

NGT (Nominal Group Technique) : pemimpin memberikan masalah ke forum lalu ditulis di whiteboard. tiap member kemudian menuliskan alternatif masalah di whiteboard sebelum dipilih yang terbaik

Delphi Technique : cocok untuk orang dengan kualitas kinerja tinggi

Synectics : bentuk spesial dari brainstorming

Sumber : Handout Psikologi Kelompok Universitas Gunadarma. Klara Innata Arishanti

Proses Dasar Dalam Kelompok : NORMING

Peran (Role) adalah perilaku yang biasa ditampilkan anggota kelompok yang menyediakan basis harapan berkaitan dengan peran orang dalam posisi bervariasi dalam kelompok

Perbedaan peran :
1. Task roles : berhubungan dengan tugas
2. Socioemotional roles : berhubungan dengan sosial

Teori 3 dimensi peran :

1. dominance x submission : dominasi
2. friendly x unfriendly : keramahan
3. instrumentally controlled x emotionally expressive

Konflik peran
1. inter role (2/lebih peran yang dijalani orang lain)
2. intra role (peran 1 orang dengan orang lain)

Norma (norm) → seperangkat aturan yang menggambarkan tindakan yang seharusnya diambil anggota kelompok

Sumber : Handout Psikologi Kelompok Universitas Gunadarma. Klara Innata Arishanti

Proses Dasar Dalam Kelompok : STORMING

proses konflik :
disagreement → confrontation → escalation → deescalation → conflict resolution

Disagreement
perlu segera diidentifikasi masalahnya : salah paham atau bukan? urgent atau tidak?

Confrontation
terjadi pertentangan terbuka (verbal attack) yang menghasilkan polarisasi anggota kelompok

Escalation
konflik makin tajam , anggota makin kasar, menghasilkan distrust, frustration, dan negative reciprocity

Deescalation
keadaan dimana konflik mulai menurun

Conflict Resolution
akhir dari konflik, bisa berupa good ending atau bad ending

Mengolah konflik

1. Negosiasi :
- distributive issues : satu pihak puas, satu pihak lain mengikuti keputusan pihak yang puas
- integrative issues : = win-win solution

2. Membangun Kepercayaan : komunikasi keinginan individu dengan hati-hati

Mengapa terjadi konflik?

* Interdependence : jika bersifat kompetitif, lebih berpotensi untuk menimbulkan konflik
* Influence strategies : mempengaruhi orang lain dengan reinforcement negatif → konflik
* Misunderstanding & Misperception

Sumber : Handout Psikologi Kelompok Universitas Gunadarma. Klara Innata Arishanti

Proses Dasar Dalam Kelompok : FORMING

Menurut Aliran Psikoanalisa : Replacement Theory

Freud : orang bergabung ke kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis/psikologis tertentu → afiliasi, penghargaan, rasa aman, pengakuan

Proses Pembentukan Kelompok

Identifikasi
energi emosi individu/libido diarahkan ke dirinya & orang lain, kemudian individu menjadikan orang lain sebagai ego ideal-nya. Penerimaan orangtua sebagai objek kasih sayang anak membentuk ikatan kuat → kepuasan melalui sense of belonging → meningkatkan self-development

Transferen

pembentukan kelompok pada awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. pemimpin kelompok dianggap sebagai figur otoritas seperti orangtua

Menurut Pandangan Sosiobiologi → berdasarkan Teori Evolusi Charles Darwin. Dalam pandangan ini, dinyatakan bahwa orang bergabung dalam kelompok untuk memuaskan keinginan berafiliasi secara biologis

Proses Pembandingan Sosial

menurut Leon Festinger : orang butuh orang lain karena mereka perlu info tentang diri mereka & lingkungan mereka untuk dibandingkan dengan opini orang lain apakah valid, benar, sesuai

Pertukaran Sosial

mempertimbangkan reward dan cost
minimax principle (mendapatkan reward sebesar-besarnya dengan cost sekecil-kecilnya)

Sumber : Handout Psikologi Kelompok Universitas Gunadarma. Klara Innata Arishanti

Kamis, 21 Oktober 2010

Mempelajari psikologi massa secara singkat

MENGETAHUI APA ITU PSIKOLOGI MASSA

A. Definisi PSIKOLOGI MASSA

1. Psikologi Massa
a. Psikologi massa adalah studi mengenai tingkah laku banyak orang atau kumpulan manusia mengenai kelompok-kelompok yang terorganisir dengan longgar sekali (Kamus Lengkap Psikologi)
b. Psikologi massa adalah psikologi yang khusus mempelajari perilaku manusia dalam loosely organized group (Chaplin, 1972).
2. Massa adalah sekumpulan banyak orang (ratusan/ribuan) yang berkumpul dalam suatu kegiatan yang bersifat sementara.

B. Massa Abstrak dan Massa Kongkrit (Mennicke, 1948)

1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan. Alasan timbul :
• ada kejadian menarik
• individu mendapat ancaman
• kebutuhan tidak terpenuhi

2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:

• adanya kesatuan mind dan sikap
• adanya ikatan batin dan persamaan norma
• ada struktur yang jelas
• bersifat dinamis dan emosional, sifat massa jelas

Massa Abstrak bersifat Ego pribadi Tercermin dalam diri pemimpin,sedangkan Kongkret bersifat Ego massa Kepentingan masih kritis, masih kongkret. Antara masssa abstrak dan massa kongkrit kadang-kadang mempunyai hubungan, dalam arti bahwa masa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi massa yang kongkrit dan sebaliknya masa kongkrit dapat berubah menjadi massa abstrak. Tetapi ada kalanya masa abstrak bubar tanpa adanya bekas.

C. Massa Aktif dan Massa Pasif (Park dan Burges)

1. Massa aktif yang disebut dengan mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, dsb. Menurut Mc Laughlin, paling tidak ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:
• adanya problem yang cukup serius
• upaya penyelesaian problem yang tertunda
• adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa problem harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :
• perasaan tidak puas
→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang → jika sudah matang ‘massa’
• tekanan jiwa masyarakat
→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang-orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang

D. Gerakan Massa
Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)
1. Gerakan Massa Progresif
→ merombak norma lama, membentuk norma baru
2. Gerakan Massa Status Quo
→ mempertahankan norma lama (konservatif)
3. Gerakan Massa Reaksioner
→ orang yang bersikap untung-untungan
→ lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak
dirugikan

Penyebab Gerakan Massa

Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.

Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongan-dorongan
yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk. Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.

Proses Dinamika Gerakan Massa
1. Pemusatan perhatian
2. Penciptaan suasana kebersamaan
3. Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4. Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju

E. Individu Dalam Massa
• Kehilangan kepribadian yang sadar dan rasional, tindakan kasar dan irasional, menurut secar membabi buta pada pemimpin
• Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan → agresi Teori frustasi-agresi dari Fuller-Miller, mengemukakan:
• agresivitas merupakan cerminan dari frustasi yang dirasakan oleh massa
• kuat lemahnya tergantung besar kecilnya hambatan dalam mencapai tujuan tersebut

Menurut Sidis, individu dalam massa akan terkena hipnotis bentuk ringan sehingga pertimbangan kritis hilang Kondisi Psikologis Individu Dalam Massa Menurut Gustave Le Bon, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologis tersendiri. Orang yang tergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan diperbuat bila individu itu tidak tergabung dalam suatu massa. Sehingga massa itu seakan-akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, melarutkan individu dalam jiwa massa.
Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim bahwa adnaya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau law mental unity, yaitu bahwa massa adalah kesatuan mind, kesatuan jiwa. Menurut Allport, sekalipun kurang dapat menyetujui tentang collective mind tetapi dapat memahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity), tidak hanya dalam hal berpikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal perasaan (feeling) dan dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

Sabtu, 16 Oktober 2010

APA YANG MENDASARI SEORANG INDIVIDU MASUK KE DALAM KELOMPOK & JENIS-JENIS KELOMPOK YANG ADA

APA YANG MENDASARI SEORANG INDIVIDU MASUK KE DALAM KELOMPOK & MENGENALI JENIS-JENIS KELOMPOK YANG ADA





A. Apa yang mendorong seseorang masuk ke dalam kelompok?

Pada dasarnya seorang individu selalu tertarik untuk menjadi anggota suatu kelompok, banyak pertimbangan yang mendorong mereka untuk berkelompok. Banyak para ahli yang berpendapat mengenai faktor-faktor apa saja yang memotivasi individu masuk ke dalam sebuah kelompok, berikut ini adalah penjelasannya menurut pemahaman saya :

Pertama adalah Forsyth yang akan berpendapat mengenai alasan individu masuk kedalam kelompok, Menurut Forsyth :

• Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (mis: rasa aman, cinta), kebuthan psikologis merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang individu yang mereka bisa dapat dari bersosialisasi dengan individu lain.

• Meningkatkan ketahanan yang adaptif, membuat ketahanan yang adaptif diperlukan guna menjaga diri dari hal-hal yang negatif yang ada di lingkungan sekitarnya yang menyebabkan kemunduran bagi individu dalam bersosialisasi dalam kelompok.

• Kebutuhan akan informasi, dengan berkelompok seorang individu dapat bertukar informasi yang sangat bermanfaat bagi individu, dengan cara tersebut menimbulkan hubungan sosial yang baik dimana seorang individu melakukan timbal balik yang sangat efektif dan berguna.


Kedua adalah Shaw yang juga akan berpendapat mengenai alasan individu masuk kedalam kelompok, Menurut Shaw alasan individu masuk ke dalam kelompok adalah sebagai berikut :

• Ketertarikan interpersonal, setiap individu adalah sosok yang unik yang akan selalu menimbulkan ketertarikan baik secara interpersonal maupun antarpersonal yang mendorong seseorang untuk lebih mengenal sosok lain dalam kelompoknya.

• Aktivitas kelompok, hal lain yang membuat suatu kelompok itu menarik adalah aktivitas kelompok, kesamaan aktivitas membuat seseorang untuk menyatukannya melalui media aktivitas kelompok agar dapat menjalaninya secara lebih menyenangkan.

• Tujuan Kelompok, tujuan adalah hal yang ingin dicapai dalam sebuah kelompok tentunya diperlukan andil bagian dari setiap anggotanya karena setiap anggota adalah penting.

• Keanggotaan kelompok, keanggotaan adalah simbolisasi dimana seseorang diterima di dalam sebuah kelompok

• Efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok), dengan masuk ke dalam kelompok tentunya kita akan dapat berbagai macam kemudahan baik berupa fasilitas maupun sharing masalah-maslah yang tengah dihadapi.


Ketiga adalah Robbins, apa saja yang menjadi alasan individu masuk ke dalam kelompok. Robbins berpendapat bahwa :

• Keamanan, dengan berada dalam sebuah kelompok, individu mendapatkan jaminan keamanan yang lebih baik daripada seseorang sendiri saja

• Status, status adalah title yang didapatkan individu dengan masuk ke kelompok tertentu

• Penghargaan diri, individu akan merasa lebih dihargai jka masuk menjadi anggota kelompok karena akan ada reward dari jerih payah yang individu lakukan untuk kelompoknya

• Pertalian, pertalian yang dimaksud adalah hubungan sosialisasi menjadi lebih baik

• Kekuasaan, individu akan merasa lebih berkuasa dengan memerintahkan individu lain untuk melakukan tugas yang diperintahkan seorang pemimpin

• Pencapaian tujuan, kerjasama akan menjadikan kemudahan dalam mencapai tujuan


Dalam kelompok tentunya akan ada untung-ruginya ketika individu masuk sebagai anggota kelompok, berikut ini adalah pembahasan singkatnya.

Keuntungan Apa Saja Ketika Masuk Kelompok

• Social interaction, akan adanya interaksi disetiap aktifitas mereka

• Social support atau dukungan sosial yaitu dukungan yang didapatkan individu dalam kelompoknya, terbagi menjadi dua hal yaitu :
a. social approval adalah persetujuan dari lingkungan apa yang dilakukannya mendapat persetujuan dari kelompok
b. belief confirmation

• Group member characteristic terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Competence
b. Physical attractiveness

Kerugian Apa Saja Ketika Masuk Kelompok

• Primary tension

• Personal investments → investasi yang berupa bentuk uang pendaftaran, waktu, tenaga, barang, iuran bulanan, dll

• Social rejection, penolakan sosial jika kita melakukan hal yang bertentangan dengan norma sosial.

• Interference (campur tangan orang lain), hal tersebut akan dapat mengganggu aktifitas kita apabila campur tangannya terlalu berlebih sehingga menimbulkan image bahwa kita tidak kompeten terhadap pekerjaan kita

• Reactance
FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation)

Apa itu FIRO, FIRO adalah teori 3 dimensi hubungan interpersonal yang dikembangkan oleh William C Schultz, pendapatnya yaitu :

• Need of inclusion (perasaan sebagai anggota dari suatu kelompok)
a. Undersocial
b. Social
c. Oversocial

• Need of control (perasaan untuk menguasai anggota dari suatu kelompok)
a. Abdicrat
b. Democrat
c. Autocrat

• Need of affection Perasaan Afeksi atau sikap)
a. Underpersonal
b. Personal
c. overpersonal


B. Jenis-jenis Kelompok

• Dyad → kelompok terdiri dari 2 orang, contohnya adalah sebuah keluarga yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri

• Kelompok kecil → kelompok primer dimana terjadi face to face, saling tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat

• Organisasi → sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan struktur yang sangat jelas, contohnya organisasi muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan

• Massa → sifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur, contohnya adalah kelompok massa yang ingin melakukan demonstrasi

Sabtu, 09 Oktober 2010

Teori Prestasi / Produktivitas Kelompok (Dipopulerkan oleh Stogdill, 1956)

Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Teori prestasi Dikembangkan oleh 3 Teori dengan orientasi berbeda :

· Orientasi penguat → teori-teori tentang belajar, bagaimana cara mereka belajar,

· Orientasi lapangan → teori-teori tentang interaksi, bagaimana cara mereka membina hubungan relasi yang baik, menjaga hubungan baik dan menyelesaikan konflik secara baik.

· Orientasi kognitif → teori-teori tentang harapan, apa saja tujuan mereka, bagaimana mereka mencapai tujuan mereka, dan lain-lain

Di dalam teori ini terdapat Input atau data masukan, Variabel atau media dan Output atau hasil dari kelompok berupa prestasi, dimana pengertiannya adalah sebagai berikut :

Input

Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input. Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu :

· Interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi)

· Performance (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan)

· Harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).

Variabel

Variabel atau media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu :

· Struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dalam kelompok contohnya adalah HRD, OB, dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri)

· Struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dimana sejauh mana mempunyai otoritas dalam kelompok, dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).

Output

Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu :

· Produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok)

· Moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya)

· Kesatuan atau integrasi

c. Perbandingan teori sintalitas dan produktivitas kelompok


2. Pendekatan Empiris Studi Tentang Kelompok

a. Field study

b. Eksperimen laboratorium

c. Studi stimulasi komputer

Teori Prestasi / Produktivitas Kelompok (Dipopulerkan oleh Stogdill, 1956)

Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Teori prestasi Dikembangkan oleh 3 Teori dengan orientasi berbeda :

· Orientasi penguat → teori-teori tentang belajar, bagaimana cara mereka belajar,

· Orientasi lapangan → teori-teori tentang interaksi, bagaimana cara mereka membina hubungan relasi yang baik, menjaga hubungan baik dan menyelesaikan konflik secara baik.

· Orientasi kognitif → teori-teori tentang harapan, apa saja tujuan mereka, bagaimana mereka mencapai tujuan mereka, dan lain-lain

Di dalam teori ini terdapat Input atau data masukan, Variabel atau media dan Output atau hasil dari kelompok berupa prestasi, dimana pengertiannya adalah sebagai berikut :

Input

Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input. Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu :

· Interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi)

· Performance (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan)

· Harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).

Variabel

Variabel atau media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu :

· Struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dalam kelompok contohnya adalah HRD, OB, dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri)

· Struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dimana sejauh mana mempunyai otoritas dalam kelompok, dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).

Output

Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu :

· Produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok)

· Moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya)

· Kesatuan atau integrasi

c. Perbandingan teori sintalitas dan produktivitas kelompok


2. Pendekatan Empiris Studi Tentang Kelompok

a. Field study

b. Eksperimen laboratorium

c. Studi stimulasi komputer

MENGENAL LEBIH DALAM MENGENAI STUDI TENTANG KELOMPOK MENURUT KACA MATA PSIKOLOGI KELOMPOK (lanjutan)

A. Karakteristik Kelompok


1. Karakteristik Umum Kelompok

Karakteristik umum kelompok (dipopulerkan oleh Sorsyth, 1979), yaitu:

· Interaksi fisik, verbal, nonverbal, emosional

§ Struktur pola hubungan yang stabil diantara anggota terdiri dari Role yang telah diharapkan dan seseorang yang telah menduduki, Norma (aturan yang mengidentifikasi atau mendeskripsikan perilaku yang tepat), dan Relasi antar anggota

· Tujuan terdapat dua bagian yaitu :

§ Intrinsik

§ Ekstrinsik (tujuan bersama) terdiri dari faktor pemersatu paling kuat (ex: olah raga), dan memotivasi perilaku tertentu sehingga tujuan tercapai

· Groupness entitavity (kesatuan) : tingkat dimana kesatuan kekuatan tunggal menyatu

· Ketergantungan dinamis

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kelompok

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam kinerja suatu kelompok, berikut adalah penjelasan sederhananya :

a. Faktor Situasional : Karakteristik Kelompok

· Ukuran kelompok Hare berpendapat bahwa suatu kelompok akan bekerjasecar efektif apabila terdapat 5 individu dalam kelompok tersebut, jika lebih atau kurang maka akan tidak maksimal hasilnya.

· Jaringan komunikasi ada lima jenis yaitu : roda, rantai, Y, lingkaran, dan bintang

· Kohesi kelompok, yaitu kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok dan mencegahnya meninggalkan kelompok (Collins & Raven, 1964)

Menurut Mc David & Harori (1964), kohesi kelompok diukur dari :

§ ketertarikan satu sama lain secara interpersonal

§ ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok

§ sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat pemuas kebutuhan anggotanya

· Kepemimpinan yaitu komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok (Cragan & Wright, 1980)

b. Faktor Personal : Karakteristik Anggota Kelompok

Menurut (Cragan & Wright, 1980) 2 dimensi interpersonal, yaitu :

· Proses interpersonal : keterbukaan, percaya, simpati

· Kebutuhan interpersonal William C Schultz (FIRO) : inklusi, kontrol, afeksi

MENGENAL LEBIH DALAM MENGENAI STUDI TENTANG KELOMPOK MENURUT KACA MATA PSIKOLOGI KELOMPOK

Pada pembahasan kali ini saya mencoba membahas mengenai studi tentang kelompok secara sederhana saja, tujuannya adalah untuk memahami dan menjelaskan berbagai pendekatan terhadap studi tentang kelompok yang meliputi pendekatan teoritis dan pendekatan empiris.


A. Pendekatan Terhadap Studi Tentang Kelompok

Dalam melakukan memahami kelompok tentunya kita harus melakukan serangkaian pendekatan terhadap studi tentang kelompok terlebih dahulu, berikut penjelasannya.

1. Pendekatan Teoritis

a. Teori Sintalitas Kelompok ( dipopulerkan oleh Catell, 1948, 1951)

Teori Sintalitas Kelompok ( group syntality theory ) merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell dimana ia berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan itu maksudnya adalah dijabarkan secara terstruktur, diukur melalui suatu alat, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat. Dengan kata lain dapat dilakukan eksperimen-eksperimen untuk mengukur dan mengklaifikasikan suatu kelompok.

Secara sederhana sintalitas dapat diartikan sebagai kepribadian dimana didalamnya terdapat kebersamaan dalam melakukan suatu kegiatan kelompok, terdapat sebuah dinamika yang mengiringi perjalanan kelompok tersebut, memiliki tempramen, dan setiap kelompok memiliki kemampuan masing-masng yang dapat digunakan guna mempermudah jalannya kegiatan kelompok tersebut. Sederhananya mengenai sintalitas adalah sebagai berikut :

Sintalitas : kepribadian kebersamaan, dinamika, temperamen dan kemampuan kelompok. Dalam sebuah kelompok terdapat beberapa dimensi yang membangun kelompok itu sendiri, dimensi itu adalah sebagai berikut :

· Sifat-sifat sintalitas pengaruh adanya kelompok sebagai keseluruhan terhadap kelompok lain dan lingkungannya.

· Sifat-sifat struktur kelompok hubungan antara anggota kelompok, perilaku kelompok, pola organisasi kelompok

· Sifat-sifat populasi sifat rata-rata anggota kelompok

Pengertian lain dari teori sintalitas yang dipandang dari dinamika kepribadian yang diukur oleh apa yang disebut dengan sinergi, yaitu tingkat atau derajat energi dari setiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok.

Konsep kunci dari teori sintalitas kelompok ini adalah sinergi

Sinergi kelompok adalah jumlah input energi dari anggota kelompok. Meskipun demikian tidak semua energi yang dimasukkan ke dalam kelompok akan langsung mendukung pencapaian tujuannya. Apa alasannya? Jawabannya adalah karena tuntutan antarpribadi sejumlah energi harus dihabiskan untuk memelihara hubungan dan kendala antarpribadi yang muncul.

Apa itu sinergi?

Suatu kelompok dihasilkan dari sikap anggotanya terhadap kelompok. Sampai batas mana para anggota memiliki sikap yang berbeda terhadap kelompok dari kegiatannya, maka yang muncul kemudian adalah konflik, sehingga akan meningkatkan proporsi energi yang dibutuhkan untuk memelihara atau mempertahankan kelangsungan kepentingan kelompok. Jadi, jika individu-individu semakin banyak memiliki kesamaan sikap, maka akan semakin berkurang pula kebutuhan akan energi intrinsik, sehingga sinergi efektif menjadi semakin besar.

Jumat, 01 Oktober 2010

Apa saja Orientasi Dalam Dinamika Kelompok

D. Anda Tahu Orientasi Teoritis Dalam Dinamika Kelompok


Apakah anda tahu apa itu orientasi teoritis dalam dinamika kelompok, orientasi adalah tujuan atau goals yang ingin dicapai sebuah kelompok. Dalam mencapai tujuan tersebut tentu banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas kelompok. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan ,dan menbangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapai tujuan.

2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan

3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota

• Tanggungjawab
• Semua orang yang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya
• Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan)
• Meningkatkan kosehivitas kelompok

4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel

5. Kekuatan dan pengaruh → keahlian kemampuan

6. Konflik → kontroversi ide atau opini
Pemicu : kebutuhan, kelangkaan sumber daya (uang, power), dan persaingan

Cara mengatasinya :
• Harus bernegoisasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah
• Kerjasama
• Saling ketergantungan

7. Kohesivitas meningkat

• Saling menyukai
• Ingin terus menjadi bagian kelompok
• Puas terhadap keanggotaan
• Tingkat penerimaan, dukungannya, dan kepercayaan meningkat

8. Kemampuan memecahkan masalah

• Merasakan adanya masalah
• Mencari dan menetapkan solusi
• Mengevaluasi efektivitas solusi




Sumber :
a) Handout Psikologi Kelompok, Dosen Ibu Aski Marissa, Fakultas Psikologi, Universitas Gundarma.
b) Buku Psikologi Kelompok, Karangan Prof.Dr.BimoWalgito, Penerbit ANDI
c) www.wikipedia.com

tahukah anda apa itu dinamika kelompok?

C. Memahami Apa itu Dinamika Kelompok



1. Dinamika kelompok

Dinamika kelompok mencakup kajian dan analisa tentang bagaimana cara orang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam suatu kelompok kecil. Kajian tentang dinamika kelompok memberi sarana untuk menganalisa komunikasi kelompok dengan maksud mengubah kelompok agar lebih efektif (Davis, 1981; La Monica, 1979).

Ada tokoh yang mempopulerkan istilah Dinamika Sosial yaitu Kurt Lewin, Kurt berpendapat bahwa kelompok harus merupakan sebuah Gestalt, yaitu sebuah konfigurasi yang memiliki sebuah sistem kesatuan yang tidak dapat dipahami ia hanya merupakan satuan. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
f = Funtion E = Environment P = Personal

Perilaku kelompok dapat dilihat dari interaksi karakter personal dan interaksi faktor-faktor lingkungan. Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya juga hilang.

Latar Belakang Munculnya Gestalt

• Kelompok Wuerzburg

Selain kelompok Wundt, di Jerman berkembang lagi sebuah kelompok intelektual yang ikatannya tidak sekuat kelompok Wundt, namun merasa tidak puas dengan pandangan Wundt. Aliran ini menekankan bahwa aktivitas mental dapat diwujudkan dalam kesadaran nonsensoris, merupakan awal pemikiran ttg higher mental process. Mind memiliki kategori-kategorinya sendiri, dan mampu membentuk organisasi mental, tidak harus muncul dalam bentuk aktivitas sensoris. Bentuk nyata dari pengorganisasian ini adalah pola-pola dari persepsi.

• Pendekatan fenomenologis

Pendekatan ini memfokuskan pada observasi dan deskripsi detil dari gejala yang muncul, tanpa perlu menjelaskan latar belakang gejala atau menyimpulkan sesuatu dari gejala tersebut. Sehubungan dengan pandangan gestalt, pendekatan fenomenologis dari Edmund Husserl (1859 – 1938) sangat berpengaruh, observasi dan deskripsi detil mengenai aktivitas mental yang dirasakan individu.

Menurut Kurt Lewin, syarat dinamika kelompok ada 3, yaitu :

a) Berawal dari level kelompok → level individu
b) Fokus pada variabel-variabel yang ada saat ini
c) Mewakili kekuatan yang ada dalam situasi kelompok

Hal yang perlu diamati dalam kelompok, yaitu :

a) Tujuan Kelompok harus berusaha memberikan manfaat bagi kemaslahatan bersama.
b) Latar Belakang Kelompok, untuk apa kelompok dibuat dan apa yang membuat kelompok tersebut berdiri.
c) Partisipasi Kelompok, berupa keikutsertaan individu untuk andil bagian dalam kelompok
d) Pola Komunikasi yang dapat mendukung terciptanya keharmonisan dalam kelompok.
e) Keterpaduan kelompok dan keanggotaannya berupa perasaan saling memiliki
f) Suasana Kelompok,damai atau tidak
g) Norma-norma kelompok yang mengatur mereka dalam bertindak
h) Prosedur Pengambilan keputusan berupa Musyarawarah untuk mencapai mufakat

2. Fase-fase Kelompok

a) Fase Pembentukan atau orientasi

Dalam fase ini anggota kelompok menemukan dirinya. Mereka menginginkan keunikan, saling menguji untuk prilaku yang dapat diterima atau tidak. Merupakan waktu untuk pertukaran informasi, untuk menemukan aturan dasar dan untuk mengukur ketepatan.

b) Fase Konflik atau kekacauan

Selama fase ini anggota kelompok menempati posisi, kendali dan pengaruh. Terdapat perebutan kepemimpinan dan meningkatnya kompetisi. Pemimpin menolong anggota melalui fase ini, membantu peranan dan penugasan.

c) Fase Kohesi atau penormalan

Peran dan norma dibuat dengan bergerak kearah consensus dan objektif. Anggota mencapai pemahaman umum tentang sifat sejati dari kesempatan. Mereka akan mendiagnosa akar penyebab dari masalah, penyimpangan dari kinerja yang diharapkan. Moral dan kepercayaan membaik dan yang negative ditekan. Pemimpin membimbing dan mengarahkan sesuai kebutuhan.

d) Fase Bekerja atau berpenampilan

Anggota bekerja dengan penampian penuh, lebih banyak membuka diri dan kesatuan. Mereka menyelesaikan tugas. Pemimpin dapat memberikan intervensi sesuai kebutuhan.

e) Fase Terminasi

Bila tujuan terpenuhi maka kelompok akan berakhir. Pemimpin membimbing anggota untuk meringkas diskusi, mengekspresikan perasaan dan membuat pernyataan tertutup. Terdapat keengganan untuk berhenti.

3. Kenunggulan dan kelemahan kelompok

a. Kelebihan Kelompok

• Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
• Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi demi
• Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.

b. Kekurangan Kelompok Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.

Sumber :
a) http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/dinamika-kelompok/
b) Handout Psikologi Kelompok, Dosen Ibu Aski Marissa, Fakultas Psikologi, Universitas Gundarma.
c) http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/ciri-ciri-dinamika-kelompok

Apa saja yang ditekankan dalam kelompok

B. Pengertian Kelompok Berdasarkan Hal Yang Lebih Ditekankan

Pada bagian kedua dari bab pengantar psikologi kelompok adalah membahas mengenai apa itu kelompok berdasarkan pendapat para ahli. Berikut ini adalah pengertiannya :

1. Interaksi sosial

a) Homans (1950) : Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu sama lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.

b) Bonner (1959) : Kelompok adalah sejumlah individu yang berinteraksi dengan individu yang lainnya.

c) Stogdill (1959) : Satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.
Bagian ini lebih menitikberatkan kepada interaksi sosial sebagai syarat mutlak dalam membentuk kelompok.

2. Persepsi Keanggotaan

a) Smith (1945) : Kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari beberapa organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan dan mempunyai kemauan untuk berbuat dan bertingkah laku yang sama seperti lingkungan.

b) Bales (1950) : Kelompok kecil dengan sejumlah orang yang berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan memberi reaksi satu dengan yang lain.

c) Baron & Byrne (1979) : Kelompok memiliki 2 tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of belonging ; kedua, nasib anggota kelompok tergantung satu sama lain sehingga hasil setiap anggota terkait dengan anggota yang lain.

d) Forsyth (1983) : Kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi melalui interaksi sosial.

e) Cartwright & Zander (1968) : Kelompok adalah kumpulan individu yang saling berhubungan sehingga saling bergantung pada derajat tertentu.
Bagian ini lebih menitikberatkan pada persepsi tentang keanggotaan.

3. Kesalingtergantungan (interdependensi)

Definisi kelompok yang dilihat dari segi interdependensi yaitu saling bergantung satu dengan yang lain. Fiedler mengatakan bahwa, “Dengan hubungan kami umumnya ditafsirkan sebagai individu yang membagi kebenaran umum, dimana saling bergantung dalam perasaan ketika salah satu anggota terkena masalah maka semua anggota merasakannya”.

4. Tujuan

Definisi kelompok berdasarkan tujuan dikemukakan oleh Mills yang mengatakan, “Apa yang kami inginkan dalam kelompok ini? Sederhana saja, mereka terdiri dari dua atau lebih orang yang menjalin kontak dengan tujuan dan mempertimbangkan kontak yang berarti”.

5. Motivasi

Definisi kelompok ini lebih menekankan pada motivasi, Bass lebih menitikberatkan pada adanya Rewarding dari kelompok terhadap individu-individu yang ada dalam kelompok.

6. Organisasi tersruktur

Sherif & Sherif berpendapat, kelompok adalah mahluk sosial yang terdiri dari beberapa individu berdiri dengan dengan masing-masing satus dan aturan main dalam berhubungan yang menyatu dalam satu nilai atau norma dari aturan main mereka, sikap dari anggota individu dan masalah konsekuensi dalam kelompok.

7. Saling mempengaruhi

Pengertian kelompok berdasarkan saling mempengaruhi, yaitu : Kelompok adalah dua orang atau lebih berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dan bersama menjaga kepentingan bersama atau tujuan.

Kesimpulannya :

Karakteristik Kelompok
a) Interaksi interpersonal → mutual influence (Pengaruh yang saling menguntungkan)
b) Struktur → role norm intermember relations (Relasi antar anggota)
c) Tujuan → motivasi
d) Persepsi kekelompokan → merasa sebagai entilas (kesatuan yang tunggal)
e) Kesalingtergantungan

Sumber :
a) Handout Psikologi Kelompok, Dosen Ibu Aski Marissa, Fakultas Psikologi, Universitas Gundarma.
b) Buku Psikologi Kelompok, Karangan Prof.Dr.BimoWalgito, Penerbit ANDI
d) www.wikipedia.com
e) www.google.com

Memahami secara sederhana Kedudukan Psikologi kelompok dalam Psikologi Sosial

A. Memahami Kedudukan Psikologi kelompok dalam psikologi sosial Secara Sederhana

Sebelum memahami kedudukan psikologi kelompok terlebih dahulu kita membahas sedikit mengenai pengertian psikologi kelompok dan psikologi sosial. Psikologi kelompok adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku kelompok, sedangkan psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia. Kedua ilmu tersebut saling berkaitan satu sama lain, maksudnya adalah dalam sebuah interaksi tentunya diperlukan perilaku –perilaku kelompok yang membantu kelompok-kelompok tersebut untuk membaur dengan kelompok yang lainnya. Singkat cerita intinya adalah psikologi kelompok adalah bagian dari psikologi sosial hanya saja psikologi kelompok mempelajari bagian kecil dari interaksi sosial yang besar seperti organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber :
a) Handout Psikologi Kelompok, Dosen Ibu Aski Marissa, Fakultas Psikologi, Universitas Gundarma.
b) www.wikipedia.com
c) www.google.com